Seiring jumlah angkutan kota (angkot) yang terus menurun. Justru aturan dan ketentuan tak lagi dipatuhi. Banyak supir angkutan umum berubah menjadi angkutan siluman karena kerja setoran dan jumlah penumpang terus berkurang.
Tak ayal, persoalan pelik di jalanan di kota metropolis ini seolah sulit dicarikan solusi. Tak hanya angkot tak memiliki izin trayek juga melanggar jalur trayek yang seharusnya demi mengejar setoran.
“Saya sudah 15 tahun menjadi supir angkutan umum. Kalau saya masih sesuai jalur trayek. Teman sudah ada yang menjadi angkutan siluman karena penumpang sepi dan harus mengejar uang setoran,” ujar Yusman, sopir angkot.
Menurutnya, sepinya penumpang diakibatkan jumlah motor dan mobil yang selalu meningkat setiap tahunnya. Selain itu, pembangunan LRT juga sangat mempengaruhi banyak supir yang menjadi angkutan siluman.
“Beberapa jalan sekarang ada yang ditutup. Selain itu, setiap waktunya selalu ada kemacetan” bebernya.
Menurut Yusman, Pemkot harus bersikap tegas dan adil dalam menertibkan anggota. Juga mencari solusi ditengah sulitnya sopir mengejar setoran yang tak pernah tercapai.
Peliknya urusan dilapangan pernah disuarakan, ratusan sopir angkutan kota (angkot) rute Kertapati-Ampera dan Wayhitam -Talang Betutu, tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dan Paguyuban Angkot Kertapati dan Wayhitam, pernah mendatangi Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
Mereka menuntut Pemkot Palembang dan kepolisian untuk menindak angkot yang tidak memiliki izin trayek dan menuntut angkot yang melanggar izin trayek.
“Banyak angkot siluman, tidak ada izin dan trayek sudah mati tetap operasional,” ujar Ketua Paguyuban Angkot Kertapati, Abdul Rozak.
Abdul mengatakan, meski Dishub Kota Palembang melakukan razia rutin terhadap angkot yang sudah habis izin trayek, namun masih terkesan hanya seremonial.
Selama ini, sanksi melanggar hanya sanksi ringan. Ujung-ujungnya, angkot yang izin trayeknya habis kembali beroperasi.
‘’Buktinya, ada 30 unit yang sudah tidak miliki izin trayek, tapi tetap operasional bahkan mereka dengan leluasa beroperasi di trayek resmi,” ungkapnya.
Untuk keseluruhan angkot Kertapati-Ampera, kata Rozak, hanya berjumlah 130 unit. Dari total yang ada ini sudah terbilang cukup.
“Kami minta juga dengan Dishub untuk tidak ada penambahan kuota angkot jurusan Kertapati-Ampera,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Paguyuban Angkot Wayhitam- Talang Betutu, Arsyad mengatakan, rute yang dilintasi angkot Wayhitam-Talang Betutu, sudah banyak dilintasi angkot lain.
Seperti Talang Betutu sudah dimasuki angkot jurusan KM 5. Padahal, untuk trayek Wayhitam- Talang Betutu hanya tersisa 60 unit. (ika/str)
No Responses