MUARA ENIM –
Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati, DR H Shinta Paramita Sari dan Syuryadi SE, kembali melakukan kampanye dengan cara blusukan untuk bertemu dan bertatap muka secara langsung kepada masyarakat yang berada di pedesaan.
Pasangan yang maju melalui jalur independen, nomor urut 3 dengan jargon dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat ini, melakukan kampanye dialogis di 10 desa di wilayah Kecamatan Kelekar dan Sungai Rotan Muara Enim, Jumat (2/3/18).
Kampanye tersebut dilakukan secara terpisah. Cabup Shinta melakukan kampanye di Desa Tanjung Medang, Suban Baru, Teluk Jaya, Pelempang dan Embacang, Kecamatan Kelekar.
Sedangkan Cawabup ustadz Syuryadi SE melakukan kampanye di Desa Suka Dana, Suka Jadi, Petar Luar dan Petar Dalam, Kecamatan Sungai Rotan.
Pasangan Cabup kolaborasi birokrasi dan partai politik ini, melakukan kampanye dengan cara berdialog dua arah. Mereka tidak saja memperkenalkan diri kepada masyarakat sebagai Cabup dan Cawabup yang ikut bertarung di Pilkada Muara Enim.
Tetapi menyampaikan berbagai program kerja unggulan visi dan misi yang akan mereka realisasikan jika mendapatkan amanah dari masyarakar menjadi Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim. Program unggulan pro rakyat yang mereka sampaikan mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat.
Agar program kerja visi dan misi tersebut bisa terealisasi, mereka mengharapkan dukungan agar masyarakat berkenan Paslon Cabup dan Cawabup nomor urut 3 pada Pilkada 27 Juni mendatang.
Selain menyampaikan program yang akan dilaksanakan, mereka juga mendengarkan dan menyerap secara langsung aspirasi, harapan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Paslon Cabup ini akan memberikan bukti bukan sekedar janji janji politik belaka terhadap semua program kerja yang telah disiapkan tersebut.
Tim Shinta juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesarnya atas dukungan KTP yang telah diberikan. Sehingga bisa ditetapkan sebagai calon bupati dan wakil bupati Muara Enim lewat jalur independent
Sementara itu, pada dialog tersebut, Cabup Shinta menjelasakan, alasannya mencalonkan diri dari jalur independen. “Kalau melalui jalur independent, suami saya Muzakir adalah ketua Partai Golkar Muara Enim. Sementara ustad syuryadi ketua DPD PKS Muara Enim. Kursi di DPRD Muara Enim dari i kedua partai tersebut cukup untuk Kami maju melalui Parpol,” jelasnya.
Tetapi dia menetapkan diri untuk melalui jalur independent, dengan meminta restu langsung kepada rakyat melalui jalur. “Karena saya tidak mau berdiri di satu golongan, tetapi saya mau berdiri bersama masyarakat Kabupaten Muara Enim,” jelasnya.
Dia mau masyarakat Muara Enim melek politik dengan menentukan sendiri calon bupati, melalui dukungan KTP. ‘’Saya berharap pada Ibu, bagaimana pendidikan politik yang baik dan jujur di Kabupaten Muara Enim. Barang kontak yang diberikan tidak boleh lebih dari 25 ribu rupiah,” jelasnya.
Sesuai dengan ketentuan UU no 10 Tahun 2016 ayat 187 a, lanjutnya, barang siapa yang memberi dan menerima uang, dapat dihukum penjara.
“Jangan pernah memilih Paslon berdasarkan uang. Karena ada aturan yg mengaturnya,” tegasnya.
Dia mengaku, berhenti menjadi PNS tidak masalah. “Saya mencalonkan diri sebagai Bupati, bukan karena mau mengincar mobil dinas bernomor l BG 1 nya, tetapi menjadi tugas saya untuk memberikan pendidikan politik yang baik dan fair bagi masyarakat Kabupaten Muara Enim,” tegasnya. (tms)
No Responses