LAHAT - Tingginya curah hujan yang turun belakangan ini membuat penghuni delapan rumah di Desa Lubuk Pedaro, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, tak dapat tidur nyenyak. Delapan rumah di bantaran Sungai Serelo itu, terancam longsor, akibat hanyutnya bronjong sepanjang 200 meter yang menjadi penahan tanah dan pondasi rumah mereka.
“Hujan deras turun lama, air sungai masuk ke dapur rumah,” ujar Lukman (35), salah seorang pemilik rumah. Saat ini, sebagian pondasi rumah warga sudah menggantung. Tak cuma rumah, sumur dan MCK bantuan pemerintah juga terancam ambruk ke sungai. Belum ada upaya yang dilakukan, meski ancaman terus membayangi warga yang bermukim di dekat Bukit Serelo yang menjadi ikon Kabupaten Lahat itu.
Namun, Kades Lubuk Pedaro, Sahirin menyatakan, yang diminta bukan pembangunan bronjong lagi, melainkan peminjaman alat berat untuk mengikis dan mengembalikan alur sungai ke posisi semula. Posisi alur sungai sudah bergerak sekitar 15 meter dari posisi awal. “Percuma dibangun bronjong pasti hanyut lagi,” ujarnya, Minggu (16/4).
Pergerakan ini karena faktor alami, karena pindahnya arus sungai air langsung menghantam pondasi rumah warga. Dijelaskannya, jika alur sungai sudah kembalikan ke posisi semula, arus air tidak akan menghantam tanah pondasi rumah warga. Secara bertahap pihknya akan membangun bronjong penahan. “Kami khawatir jika tidak segera diatasi, pergerakan longsor kibat terjangan arus sungai akan melebar hingga ke tengah dan jalan pemukiman,” ungkapnya.
Bupati Lahat, H Aswari Riva’i SE mengaku, belum mendapat informasi atas bencana alam itu. Dirinya meminta warga menyampaikan laporan ini ke Dinas Pekerjaan Umum. “Saya belum tahu, nanti kita minta kepala desa menyampaikan laporan,” ujarnya.(rif)
No Responses