*10 Tahun Derita Sakit Syaraf Otak
MARTAPURA - Putri Wulandari (11) gadis kecil yang seharusnya tumbuh dan bermain seperti anak-anak seusianya, saat ini hanya bisa terbaring dengan kondisi yang memprihatinkan dan berjuang melawan penyakit ‘Cerebral Palsy’ (CP).
Penyakit CP tersebut sudah dideritanya selama 10 Tahun terakhir. Prilaku lucu dan menggemaskan dari Putri yang saat bayi tampak normal seperti bayi lainnya, kini tidak bisa dirasakan orang tua Putri. Penyakit CP adalah penyakit yang menyerang syaraf otak. Singkatnya orang yang terkena penyakit ini mengalami gangguan pusat kendali organ tubuh. Sehingga otak tidak dapat mengirim perintah yang seharusnya pada organ tubuh.
Putri terkena penyakit tersebut sejak umur 1 tahun dan kini usia putri telah memginjak 11 tahun, artinya, 10 tahun sudah Putri menderita berjuang melawan penyakit ini.Kondisi Putri pun kini memprihatinkan.
Bentuk tubuh Putri tidak lazim, kepalanya mendongak ke atas seperti ada yang menarik kepalanya ke belakang. Dan sedihnya sendi-sendinya menjadi kaku, hampir tak bisa digerakkan.
Maka Putri yang manis kepalanya terus mendongak kaku. Lebih sedih lagi tulang belakang Putri melengkung sementara tulang pinggangnya menonjol hampir seperti hendak menembus kulit ari.Tubuh Putri kurus kering, beratnya hanya 6,6 kilogram di usia 11 tahun.
Semua orang yang melihat tak mampu membayangkan, betapa tangguhnya jiwa kecil dalam raga yang menderita itu. Putri yang mungil seolah berkata, bahwa ia tak akan kalah oleh sakit.Putri anak ke 4 dari pasangan ibu Sopiah dan Mawartin yang beralamat di Desa Rejo Mulyo, Kecamatan Belitang 2, OKUT ini hanya dirawat di rumah oleh keluarganya, karena kondisi ekonomi dan keterbatasan biaya.
Diceritakan sang ayah, awalnya Putri mengalami ‘step’ atau demam tinggi yang biasa terjadi pada balita. Namun bedanya, Putri mengalami ‘step’ berulang kali dalam beberapa bulan. Hingga pada suatu hari di usia 1 tahun lebih, Putri tiba-tiba jatuh kejang dan dibawa ke rumah sakit Martapura. Dari sana Putri divonis terkena Cerebral Palsy (CP).
Dampaknya, tubuh mungil Putri menjadi lemas, lunglai dan syaraf otaknya tidak mampu mengendalikan organ tubuhnya.”Awalnya hanya panas tinggi, terus kejang. Sudah kami bawa ke rumah sakit, namun panas dan kejang yang dialaminya berulang terus. Ya selama sepuluh tahun ini hanya kami rawat dirumah saja, kami biayai semampunya saja. Untuk bantuan memang belum pernah ada, saya juga gak mau minta,” tutur Mawartin, sang ayah yang hanya seorang buruh tani kepada awak media, Kamis (15/2/18) di RSUD Gumawang OKUT.
Kondisi terparah yang menyerang Putri adalah saat tubuhnya berubah jadi kaku, sendi-sendinya menegang setiap kali rasa sakit itu menyerang, sebab itulah tulang belakang Putri melengkung ke belakang, kemungkinan terjadi akibat respon Putri terhadap rasa sakit yang dideritanya.
Sedihnya, posisi melengkung tulang belakang Putri tak lagi bisa dibetulkan begitu saja, akibatnya gadis kecil yang cantik ini tidak bisa tidur dalam posisi telentang atau pun telungkup. Putri harus tidur menyamping kaku, akibatnya terjadi iritasi pada bagian pinggang selama bertahun tahun.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD OKU Timur Fenus Antonius yang setelah mendengar informasi adanya pasien CP yang tidak mampu dan tidak mendapatkan perawatan medis pun segera mengambil tindakan cepat dengan membawa Putri ke RSUD Gumawang OKUT. (Cw07)
No Responses