PALEMBANG- Tongkang ARK 04 yang mengangkut 7.500 ton batubara yang dibawa oleh tugboat Tanjung Buyut, Rabu (17/5/2017) sekitar pukul 10.30 WIB menabrak fender atau pelindung pilar Jembatan Ampera. Akibat tabrakan tersebut, mengenai fender Ampera selain itu sejumlah lampu hias di Ampera juga putus.
Kejadian ini langsung direspon oleh Wali Kota Palembang, H Harnojoyo. Orang nomor satu di Palembang tersebut langsung meninjau lokasi. Informasi yang berhasil dihimpun Palembang Pos, tabrakan diakibatkan tali penarik dari tugboat putus saat 500 meter lagi mendekati Jembatan Ampera. Kondisi ini diperparah dengan arus Sungai Musi yang sangat deras. Selain merusak bagian jembatan, tabrakan itu juga mengakibatkan satu unit speedboat tenggelam. Beruntung serang (sopir speedboat) selamat setelah terjun ke sungai.
Sekitar dua jam menutupi lalu lintas sungai, tongkang itu berhasil dievakuasi dengan cara ditarik oleh delapan kapal pada pukul 12.25 WIB. Evakuasi terkendala arus sungai deras dan muatan batubara yang besar.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo yang melihat menyayangkan kejadian tersebut. Bahkan, insiden ini sudah sering terjadi. “Untung pilar Ampera masih ada pelindung. Kita minta Pelindo agar dapat memperbaiki kondisi itu dan bertanggung jawab atas kejadian yang mengancam ikon Kota Palembang tersebut,” imbuhnya.
Harnojoyo berharap agar kedepan kejadian seperti hari ini, tidak lagi terjadi dan lebih berhati-hati. Pasalnya, ditengah kondisi arus sungai yang deras, butuh ekstra hati-hati dalam membawa tongkang yang memiliki muatan cukup besar saat melintas. “Sekarang arus cukup deras. Meski begitu, kami berharap agar seluruh pengusaha stockfile dan petugas pandu dapat memperhatikan kesiapan setiap peralatan seperti tali. Jangan sampai terputus,” imbuhnya.
Dengan adanya kejadian ini, kedepan Pemkot Palembang meminta agar kedepan ada pengawasan terkait lalu lintas Sungai Musi. Perlu ada penambahan rambu-rambu sungai, agar dapat menjadi pelindung bagi lalu lintas sungai. “Kedepan kita berencana akan terlibat dalam kegatan lalu lintas sungai. Dimana, Pemkot saat ini sedang menunggu Perwali (Peraturan Walikota) terkait penawasan dan retribusi angkutan sungai,” tandasnya.
Sementara itu, pihak Pelabuhan Indonesia (Pelindo) akan segera menurunkan tim asuransi untuk mengecek kondisi kapal maupun tongkang yang menabrak fender. Teddy Gunawan, Manager Kepanduan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Palembang mengatakan, pihaknya sudah menghubungi Asuransi. Dengan kejadian ini, semua kerusakan akan diganti rugi. “Kita sudah hubungi pihak Asuransi, dan beberapa kerusakan yang terjadi pada Jembatan Ampera, akan diselesaikan semua oleh pihak Asuransi,” sampainya.
Lebih lanjut dikatakan Teddy, saat ini hal yang bisa dilakukan Pelindo adalah dengan menurunkan tim Asuransi untuk melakukan survey lokasi tempat terjadinya tabrakan. Karena, semua operasional tongkang Batubara di asuransikan ke perusahaan Asuransi di Singapura. “Kapal-kapal kita semua diasuransikan langsung dari Singapura, jadi yang akan turun tim Asuransi. Kita hanya bisa lakukan hal utama berupa penyelamatan, dengan menyingkirkan dulu tongkang,” jelasnya.
Untuk antisipasi dari pihak Pelindo agar tidak terulang, Teddy berharap semua tiang jembatan Ampera dapat dipasang fender. Karena, dengan adanya pelindung tiang tersebut, dapat melindungi adanya benturan. “Antisipasi agar tidak terulang ya, jangan ada terminal batubara diatas. Minimal dipasang fender, karena itu dapat melindungi jembatan, kita beruntung dengan adanya fender itu tidak kena jembatan, fendernya kuat lagi bisa nahan beban,” cetusnya.
Dia menambahkan, pihaknya berencana menambah fender di tiang yang belum terlindungi dan rambu-rambu. Selain itu, Pelindo mensuport penuh rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang untuk melakukan pengawasan secara bersama-sama melalui aturan yang akan dibuat. “Saya juga takut dengan kejadian ini, karena jembatan Ampera ini ikon Palembang. Mari kita sama-sama jaga dan awasi,” imbuhnya.
Diakui Teddy, Sungai Musi meruapakan salah satu sungai yang arusnya deras. Karena itu, memang perlu kewaspadaan saat melintas. “Dari sungai-sungai yang ada di Indonesia, sungai Musi adalah sungai dengan arus paling kencang. Karena, sungai Musi berada di posisi sudut elevasi 15 derajat. Jadi, jika tidak hati-hati memang cukup berbahaya,” tandasnya.
Terpisah, Kadishub Palembang, Kurniawan mengatakan, tinggi batubara yang diangkut tidak boleh lebih dari 8 meter. “Arusnya memang lagi deras, apalagi ditambah ada penahan dari ponton pembangunan LRT, arus jadi tambah deras. Kita harapkan kedepan ini tidak terjadi lagi,” tukasnya. (ika)
No Responses