JAKABARING - Enam orang berusia lanjut, Selasa siang (7/4) mendatangi Satuan Reskrim Polresta Palembang. Mereka merupakan calon jemaah haji yang gagal berangkat ke tahan suci, karena uang tabungan haji mereka dilarikan Ustadz Sobirin. Jumlahnya cukup fantastis, uang untuk perjalanan haji sekitar Rp 80 hingga Rp 85 juta perkepala. Sedangkan uang umroh berbeda lagi sekitar Rp 38 hingga Rp 40 juta, perkepala.
Lima dari enam orang tidak berangkat sendiri, namun mereka mengajak istri dan orang tua mereka. Para korban yang melapor M Soleh (67), pemilik Yayasab As-Syifa, warga Sri Kembang, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Muzakir (52) warga Jalan Kerio Tamseri, Dusun II, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, A Tohir (61), warga Dusun II, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Nur Mahmud (78), warga Dusun I, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir serta I Sitak (64), juga warga yang sama .
Janji pelapor (Sobirin,Red) mereka akan diberangkatkan pada Maret hingga Juni 2012, tapi sempat gagal, karena alasan visa mereka. Kemudian sempat diganti dengan umroh tapi itu juga batal. Dari situ, para korban menaruh curiga. Pasalnya tabungan yang mereka di bank ternyata telah dikuras pelaku secara diam-diam. Kini Yayasan As-Syifa yang berada di Jalan RE Martadinata, No 81, RT 35/14, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan IT II, sudah tidak lagi berpenghuni alias ditinggal kabur para karyawan dan Sobirin sendiri, tidak diketahui dimana rimbanya.
Seperti keterangan korban Mat Soleh (68) kakek 16 cucu ini rencana berangkat ke tanah suci bersama isrrinya Wahna (54). “Jadi pak tahu yayasan As Syifa dari teman, katanya kalau mau pergi sama kawan aku, terus aku daftar haji sama Istri tahun 2012, Hajinya batal, terus diganti umroh, juga batal. Biaya umroh Rp 25 juta, biaya gaji Rp 50 juta, total Rp 75 juta,” ungkapnya. Lalu Nazirin (53) dan istrinya Salbiah (75) juga tertipu uangnya Rp 80 juta ludes tak bersisa. “Jual kebon karet 2 hektar untuk naik haji, mana sampai sekarang. Sudah 5-6 kali lebih kami minta ganti rugi, alasan dio duitnyo pakai, katonyo ado masalah di visa jalan. Kalau korban sebenarnya banyak sekitar 20-30 tapi yang datangke Polres baru kami 6 orang, kami yang melapor dari daerah Meranjat dan Ogan Ilir,” terangnya.
Korban ketiga Ishak (63), dirinya juga sudah menjual kebun karet 1 hektar. “Demi ibadah kebun saya relakan, nah waktu tiga hari mau berangkat, kami semua diminta uang Rp 10 juta katanya kalau tidak ada dalah 3 hari batal berangkat, jadi kami mati-matian cari uang itu, saya kasih Rp 75 juta di Lemabang, saya sudah ke rumahnya mintak kepastian,” tukasnya.
Kapolresta Palembangm Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi melalui Kasat Reksrim Kompol Suryadi SIk menegaskan pihaknya telah menerima pengaduan korban atas perkara penipuan haji dan umrah. “Ada 6 saat ini yang datang, satu melapor, mereka rencana jemaah haji dari kabupaten Ogan Ilir hendak berangkat haji tapi batal, kemudian dijanjikan berangkat umrah juga gagal lagi. ya kerugiannya mencapai ratusan juta bahkan bisa milyaran, kita menduga masih banyak korban yang belum melapor saja,” terang Kasat.
Terpisah, keenam korban ternyata juga melapor ke Polda Sumsel. Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol R Djarod Padakova melalui KA SPKT Siaga Ops Polda Sumsel, AKBP Prayitno, saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya menerima laporan dari enam calon jamaah haji dan umroh tersebut. Sebelumnya lanjut Djarod, ada beberapa laporan dengan kasus dan pelaku yang sama ke Polresta Palembang.“Untuk memudahkan penyidikan, korban diarahkan untuk melapor ke Polresta Palembang. Kasusnya hingga kini masih dalam penyelidikan,” pungkasnya. (adi/day)
No Responses