Sudirman - Setelah mencari tahu keberadaan sang istri tercinta, yang diduga disekap, dianiaya, dan dipaksa kerja, bersama ratusan orang lainnya, Samuel (47), warga Jalan Angkatan 45, Lorong Harapan, RT 41, Kecamatan IB I, memilih melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.
Ditemui usai melapor, Rabu (04/03), di Siaga Ops Polda Sumsel, Samuel mengaku istrinya Sri Lindasari (36), bekerja di rumah tetangganya Ratu, sejak pertengahan 2012 silam. Namun, ketika H-2 Idul Fitri tahun 2012, pasutri ini pulang ke Serdang, keesokan harinya setelah sampai di Serdang, Sri Lindawati langsung kemas-kemas pakaian.
“Alasannya mau temani ibu Ratu (tempat Sri bekerja), besuk keluarganya sakit di Jakarta, dan pagi itu juga istri aku berangkat ke Jakarta,” kata Samuel, honorer Perpusda Sumsel ini. Samuel langsung percaya dengan apa dikatakan istrinya, lantaran ia juga sudah mengenal ibu Ratu.
Ia bahkan mengantarkan istri tercintanya ke terminal bus Lorena, berangkat ke Jakarta dari Serdang. Sesampainya di Jakarta, ia sempat menelepon dan istrinya mengatakan sudah di Jakarta. Masih kata Samuel, malam harinya handphone (Hp) istrinya tidak bisa hubungi. Begitu juga keesokan harinya, lebaran kedua Hp istrinya tidak bisa dihubungi.
“Dua hari hilang kontak dan tidak bisa dihubungi, alhasil saya menemui ibu Ratu, dan ibu Ratu mengatakan tidak ada keluarganya di Jakarta. Saya langsung bengong,” ungkapnya. Empat hari setelah kejadian, sambung Samuel, ia mendapat telepon dari rekannya Wardi yang mengatakan, ada telepon dan nomor Hp istrinya. “Istri aku hanya ingat nomor Wardi, lalu saya telepon istri saya,” jelasnya.
Saat ditelepon istrinya menangis dan minta maaf. Dia disekap bersama 250 orang lainnya di rumah yang menggunakan penerangan tenaga genset. Dari Jakarta istrinya bersama korban lain 15 orang dari Palembang. Saat di kapal, diberi makan oleh orang dan langsung tertidur. Seluruh korban sadar baru di rumah lokasi penyekapan, dan di rumah itu dianiaya dan dipukul disuruh kerja.
“Itu istri saya yang cerita ditelepon. Ternyata istri saya pergi bukan sama ibu Ratu, melainkan atas ajakan ibu-ibu yang bertemu di pasar 16, yang menjanjikan bekerja gaji Rp 6 juta perbulan. Ia dijemput orang suruhan ibu dari 16 itu,” beber Samuel.
Singkat cerita Samuel terus mencari keberadaan istrinya dan hanya keluarga yang mengetahui kejadian itu. Jika ada kesempatan menelepon, istrinya telepon dirinya. “Setelah berusaha mencari dan memilih melaporkan kejadian ini ke Polisi,” tutupnya berharap polisi bisa mengungkap dugaan penyekapan 250 orang ibu-ibu tersebut.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova, melalui Ka Siaga Ops Polda Sumsel AKBP Prayitno membenarkan menerima laporan tersebut. Laporan akan diteruskan ke penyidik untuk menindaklanjuti dan mengungkap kebenaran dugaan penculikan terhadap ratusan korban penyekapan itu. “Ini masih tahap laporan awal, penyidik akan lakukan penyelidikan lebih lanjut,” terang Prayitno. (day)
No Responses