Palembang, Palembang Pos.-
Bulan Suci Ramadan 1438 Hijriah digunakan Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM Teater Gabi 91 Universitas Sriwijaya, untuk penggalangan dana dengan menggelar ngamen puisi, di jalanan, yakni di Timbangan KM 32, Indralaya dan Benteng Kuto Besak, Palembang. Hasil dari ngamen puisi tersebut, semua disumbangkan untuk Panti Gelandangan Orang Terlantar (PGOT) dan Panti Asuhan Al-Islam.
“Alhamdulillah masyarakat mengapresiasi baik kegiatan ini, dan dari dana yang terkumpul tersebut, kami bagikan untuk 2 panti sekaligus dalam sehari,” ujar Feni Bouty Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia ini.
Feni sendiri tergabung dengan rekan-rekannya mahasiswa dalam UKM Teater Gabi 91, menyambangi panti pertama yakni PGOT, di Jalan Pangeran Ayin, Kenten Laut, Palembang, pada Jumat (09/6).
Panti ini kata Feni, dihuni kebanyakan orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa. Kebanyakan mereka di dapatkan dari operasi jalan. “Ada beberapa, namun dari mereka ada yang sudah bisa diajak berinteraksi dan beraktivitas layaknya orang normal, seperti memasak dan berladang. Pihak panti juga telah mengirimkan proposal kerjasama, untuk beberapa perguruaan tinggi jurusan Psikologi untuk praktek lapangan atau magang misalnya disana, karena penghuni panti sangat membutuhkan itu.” Jelas Feni.
Senada dikatakan Zaqi Nugraha selaku Ketua UKM Teater Gabi, menurutnya di pilihnya PGOT sebagai tempat pengalokasian dana bantuan karena panti tersebut merupakan panti yang sedikit berbeda. “UKM Teater Gabi 91 mendonasikan bahan-bahan pokok sembako hasil dari penggalangan dana dengan ngamen puisi, yang telah terkumpul beberapa hari sebelumnya,” ujarnya.
Sementara untuk panti yatim piatu Al-Islam, Al-Islam di Jalan Mitra II, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Zaki mengatakan baksos Teater Gabi Berbagi, juga menyelenggarakan games dan membaca serta menulis puisi bersama anak-anak panti lalu ditutup dengan doa dan buka puasa bersama. “Donasinya sembako dan sejumlah uang dari hasil penggalangan dana ngamen puisi kemarin, alhamdulilah,” ujarnya.
Ada sikitar 30 penghuni panti Al-Islam, dengan 21 anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan. Salah satu dari mereka bercerita, kalau mereka dijemput dari tempat tinggal mereka, lalu diasuh dan disekolahkan oleh panti. Kalau mereka sudah tamat sekolah, mereka diberi pilihan apakah ingin menetap atau ke luar. “Salah satu kegiatan yang menyentuh, ketika mereka diminta membuat puisi, sebagian dari mereka membuat puisi ibu, menggambarkan kerinduan akan sosok perempuan telah melahirkan mereka, tulisan yang memang di buat dari hati. Dibalik kecerian mereka, ternyata tersimpan kerinduan yang mendalam” ungkap Feni. (adi)
No Responses