PALEMBANG - Hasil kurang memuaskan diraih Sriwijaya FC, setelah dipaksa bermain imbang 2-2, dengan Semen Padang, dalam lanjutan Qatar National Bank (QNB) Leaque, di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin sore. Tim Laskar Wong Kito benar-benar kehilangan gairah dalam memburu kemenangan. Dua gol SFC diperoleh Raphel Maitomo menit ke-36,
dan menit ke-76 dicetak Ferdinand Sinaga.
Sementara gol Kabau Sirah (julukan Semen Padang) menit ke-19 diluncurkan Nur Iskandar, dan menit ke-43 oleh Hendra Ade Bayau. Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo menyatakan, anak asuhnya bermain di kandang seolah-olah tanpa mental bertanding.
“Ada pesan dari Om Benny (pelatih kepala SFC), minta maaf belum bisa memberikan kemenangan. Babak pertama, para pemain seperti tidak ada gairah untuk menang, tampak sekadar bermain saja,” keluhnya.
Hendri menuturkan, semua upaya telah dilakukan jajaran pelatih untuk mempersiapkan tim menjelang kompetisi. Alhasil, semuanya seperti percuma dari sektor lini perlini terlihat hampar. “Itu menjadi pertanyaan kami semua jajaran pelatih. Kenapa sudah masuk kompetisi resmi semua pemain jadi kendor,” keluhnya.
Kendati demikian Hendri menuturkan, terus melakukan evaluasi agar menemukan penyebabnya, hingga pemain terlihat kalah mental berlaga di publik sendiri. Sedangkan kompetisi QNB League baru bergulir dua kali pertandingan. “Kompetisi masih panjang, kesempatan kita masih terbuka lebar,” pungkasnya.
Terpisah Pelatih Semen Padang Nil Maizar mengatakan, cukup senang dengan hasil imbang tersebut. Karena target mendapat poin di kandang SFC berhasil dicapainya. “Saya puas dengan hasil kita, semua pemain terlihat maksimal. Hingga target curi poin disini mampu kita wujudkan,” ujar Nil.
Disinggung insiden Nil menarik seluruh anak asuhnya merapat ke bench dinilai suatu pelanggaran pada menit ke-60, lantaran Nil terlihat tidak sepakat keputusan wasit melihat salah satu tangan pemain belakang tersentuh bola. “Tiba-tiba pinalty, saya tidak mempersoalkannya. Hanya saja mau bertanya saja kepada semua pemain apakah itu benar. Karena menurut saya tangan itu ada di dada, tidak aktif. Artinya itu bukan sebuah pelanggaran,” ungkapnya.
Secara keseluruhan jalannya pertandingan tersebut, Nil tidak mempermasalahkan sistem peraturan wasit Thoriq M Al Katiri. Ia hanya melakukan respon untuk melihat secara dalam keputusan sang pengadil lapangan hijau tersebut. “Tidak ada protes, semuanya baik dan pertandingan nanti tidak perlu dipersoalkan. Hanya protes-protes kecil saja menurut saya wajarlah,” pungkasnya.
Sekilas jalannya pertandingan dibabak pertama, Laskar Wong Kito terlihat sekali bermain lebih berhati-hati. Anehnya, anak asuh Benny “Bendol” Dollo tersebut tiba-tiba melemah. Sontak saja gol pertama dari kaki Nur Iskandar menit ke-19 berhasil diciptakan karena sangat bebas bermain di lini belakang Laskar Wong Kito. Beruntung Raphel Maitimo membalas dengan berhasil memanfaatkan tendangan free kick menit ke-36. Malang, menit ke-43 Hendra Ade Bayau berhasil mengoptimalkan kondisi kemelut berada dibibir gawang.
Dibabak kedua, Laskar Wong Kito mendapatkan peluang yang akhirnya dimentahkan Maitimo. Menit ke-60 wasit menujuk titik putih karena salah satu pemain belakang Kabau Sirah terlihat menyentuh bola.
Namun bola tidak berhasil di maskimalkan Maitimo. Padahal, Nil Maizar sempat melakukan protes selama dua menit menarik anak asuhnya, agar tidak melanjutkan pertandingan. Menit ke-76 Ferdinand Sinaga berhasil mencetak angka, Laskar Wong Kito mampu mengakhiri laga dengan hasil seri dengan skor 2-2. (kie)
No Responses